Selasa, 23 Februari 2016

Paragraf Argumentasi



ARGUMENTASI : KULIT
            Sebagai manusia hal  yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri. Dan sudalah hal yang pasti penting untuk mmengetahui apa saja yang ada pada diri ini. Yang berfungsi sebagai komponen yang yang membantu kita menjalani hidup. Baiik berisi informasi, mengantarkan foto- foto berwarna, diagram-diagram, ilustrasi-ilustrasi dan fitur-fitur yang memang sangat bermanfaat. Namun kali ini tentu saya tidak akan membahas semuanya karena saya hanya akan membahas salah satu organ terbesar dalam diri kita ini yaitu kulit.
            Dari sebuah buku yang saya baca yaitu “ Ensiklopedia Sains : Tubuh Kita. ” saya mengetahui ternyata kulit manusia itu sangatlah kuat. Kulit dapat memperbaiki sayatan kecil dann mengganti sendiri luka lecet. Tetapi, tetap saja kerusakann tertentu juga dapat berbahaya misalnya terlalu bannyak sinar UV yang dapat membahayakan sel epidermis yang dapat menyebabkan kanker kulit.
            Namun dari bahaya yang sangat mengancam itu terdapat beberapa upaya yang juga turut dipaparkan  dalam buku itu bahwa berpakaian lengkap,  memakai topi, dan memakai krim atau losion tabir surya dapat membantu melindungi kulit dari sinar matahari yang kuat.
            Pentingnya perawatan kulit ini tidak terlepas dari peranan fital dari kulit yaitu melindungi bagian dalam tubuh yangg lebih lunak dari benturan dan bahaya. Kulit menjaga cairan pelembab tubuh dan mencegah kotoran, kuman dan zat- zat berbahaya seperti bahan kimia yang kuat.
            Kulit yang berperan sebagai pencegah bahan kimia yang kuat. Namun kini saya berfikir tentang sesuatu yang lebih mengganjal. Bahwa untuk melindungi sang pelindung itu sendiri malah menggunakan bbahan kimia juga, seperti lotion tabik surya atau yang lebih dikenal dengan (sun block) ini juga mengandung bahan kimia.
            Hal inilah yang menarik untuk dibahas bahwa penggunaan sun block itu senndiri malah didalamnya terkandung bahan kimia  padahal seharusnya justru penggunaan bahan kimia harus dihindari.
            Bahan kimia dengan berbagai kerusakan yang siap mengancam sudah seharusnya diganti dengan menggunakaan bahan yang lebih ramah terhadap keseehatan kulit misalnya penggunaan buah seperti alpukat atau aggur dan  sayuran sepeerti brokoli yang banyak mengandung vitamin A, C dan E yang sangat baik untuk kulit sebagai pengganti sun block tersebut.
            Tentu ini bisa dijadikan sebagai bahan diskusi kita bersama mengingat buah dan sayuran tersebbut mudah diperoleh dan harganya yang juga tergolong murah. Dan hal yang paling penting dengan penggunaan buah dan sayuran tersebut mampu mengurangi banyaknya bahan kimia yang terendap dalam tubuh kita.
            Dan dari sisi yang lain, selain sebagai pemenuhan untuk penjagaan kulit buah- buahan dan sayuran tersebut juga mengandung vitamin dan nutrisi laiin yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian kita jadi ibarat pepatah mengatakan “ Sekali mendayung, dua atau tiga pulau terlampaui.”
            Mengenai cara penggunaan buah dan sayuran tersebut sangatlah mudah. Dapat diminum sebagai jus atau dimakan langsung sebagai bahan yang segar untuk perlindungan dari dalam. Dan tentu juga dapat digunakan untuk perlidungan dari luar dengan cara dihancurkan/ dihaluskan dan digunakan sebagai lotion. Dan tentu itu bukanlah hal yang aneh dan menjijikkan lagi karena sudah lazim dan banyak digunakan di masyarakat.
            Jadi,  dapat saya simpulkan bahwa memang sangatlah penting untuk menjaga kesehatan bagian- bagian tubuh kita. Namun, yang lebih  penting adalah kita harus tetap memperhatikan hal- hal yang kita gunakan untuk perlindungan tersebut karena jangan sampai kita berniat untuk mengobati suatu penyakit/ masalah. Tapi, malah menghasilkan masalah yang lain.
            Itulah sedikit pemaparan singkat tentang kesehatan kulit yang merupakan faktor yang sangat penting dalam tubuh kita mengingat perannya sebagai organ terbesar dengan fungsi yang juga sangat fital.  Dan tentunya saya berharap pesan untuk selalu menjaga kesehatan ini bisa tersampaikan karena kesehhatan adalah karunia sang pencipta yang tak terhingga nilainya.  

              
           



Selasa, 16 Februari 2016

Bismillahirrahmaanirrahiim postingan selanjutnya nih tentang tabel dan grafik

Semandiri ketidakberdayaanku, kau dan mereka
Membingungkan. Tanpa jejak, tanpa basa-basi tapi tetap dengan salam. Ia datang sedikit terlambat memang. Oh tidak... kurasa tidak hanya sedikit lumayan banyak. Maklum. Tapi, tak akan semudah itu kumaklumi karena dia kan hanya tinggal beberapa kilometer dari sekolah ini, di dalam kota. Sedangkan aku sejak pagi tadi saat pagi juga masih buta akan huruf, kata atau warna bapakku sudah mengantarku kesini. Dan kau tentu sudah bisa menebak sangat dingin saat itu.
Dingin. Dingin akan hati yang mulai akan berpisah dengan hangatnya kasih seorang ibu yang tentu akan sangat lama lagi, tak mudah dan tak akan pernah mudah. Gerutu dalam hati tentu tak dapat kubendung. Kalau saja kutahu dia akan terlambat tentu akan kusempatkan untuk sarapan bersama kedua orangtuaku. Dasar.
Tapi, asal kau tahu beberapa menit kemudian gerutu itu harus segera kusingkirkan karena teman-temanku yang lain jauh lebih memalukan. Mereka tidak sadar. Hello...! kalian masih berstatus siswa seenaknya saja terlambat. Sedang kami setia menanti sang pendidik, tentu bukan untuk menantimu. Dan terus kulanjut gerutuku dalam hati.
Ahh... aku tahu pasti kalian akan beralasan “ Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari” Ahh sudahlah itu pepatah lama. Kalau kalian mau berpepatah buatlah sendiri dan lebih kreatiflah sedikit, siswa negeri.
Sudahlah kita lupakan saja keterlambatan ia dan mereka. Karena bagaimanapun kondisinya tetap saja dengan tenang sang pendidik duduk di hadapan kita semua. Beerceloteh bla-bla-bla-bla yang akhirnya kumengerti sebagai sebuah perintah.
Ia ingin kami untuk mencari sebuah tabel atau grafik dan bertema pendidikan. Haa... untuk apa lagi? Untuk mempertontonkan betapa bobroknya didik-mendidik negeri ini. Entahlah itu bukan urusanku, urusannya. Namun kutahu beberapa menit kemudian urusannya akan menjadi urusanku.
Kuikuti instruksinya sebagai murid yang senantiasa patuh dan taat. Dan kali ini aku memilih sebuah tabel saja, oh tidak bukan memilih tapi dipilihkan oleh pasanganku saat itu, kau bisa menyebutnya partner belajar. Tidak hanya cukup sampai disitu sebuah tabel akhirnya tertera manis di buku catatan + tugas + curhatan dan hal-hal riskan lainnya.
Kupandangi dari dekat. Ahh... terlalu banyak angka, membosankan. Angka tertera dari kolom kedua hingga kolom paling akhir. Namun sebelum tabel membosankan itu menyergapku sebuah judul menggiring bola mataku untuk cepat-cepat berkoordinasi dengan otakku dan terbacalah “ Banyaknya sekolah & guru (MA) tahun 2013/2014. ” Kuhitung dalam hati. Oh ternyata sudah 3 tahun yang lalu, jadul.  Buat apa data seperti itu tetap disimpan kan sudah kuno. Paling juga sudah banyak yang berubah dan sudah cukup membuatku tak peduli.
Namun kau tahu hal yang membuatku lebih merasa jengkel?  Pendidikan. Dalam pendidikan walaupun kau tidak menginginkan suatu hal tapi tetap saja harus dilakukan. Pendidikan tidak mengerti bahwa kita ingin tahu apa yang memang sungguh-sungguh kita inginkan. Dan untuk yang satu ini aku jelas-jelas tak ingin tapi sudahlah pendidikan hanya benda mati dan tak dapat aku mengeluh dengannya.
Dan kembali lagi ke tabel itu. Kuturunkan sedikit pandanganku ke kolom pertama baris pertama yang tertera “Kabupaten/Kota” dan secara otomatis turut menarik perhatianku. Dalam hati aku kembali bergumam mungkin saja nama kabupatenku ada untuk setidaknya sedikit menghibur hati.
Kupandangi lekat-lekat dari atas hingga kebawah dan keatas lagi. Mengecewakan. Semuanya terbaca asing sekali kecuali “Palangkaraya” yang terletak terbawah dan terasingkan. Tapi, sepertinya hanya itu yang pernah menumpang lintasan di telingaku. Dan sisanya apa benar-benar berada di Indonesia? Entahlah.
Dan jangan pernah kau katakan aku bodoh karena kau sendiri bagaimana. Apa kau pernah mengunjungi atau minimal mendengar tempat-tempat seperti Kapuas, Seruyan, Katingan, Gunung Mas ataupun Pulang Pisau? Tentunya sebelum aku sendiri yang menyebutkannya untukmu. Jika kau jawab kau pernah aku akui kau memang betul-betul hebat. Tapi, jangan-jangan diam-diam kau berasal dari salah satu Kabupaten itu atau kau pernah mendengar banyak cerita tentang tempat-tempat itu. Terserahlah. Namun jika kau jawab tidak pernah berarti  kita sama bodohnya.
Sudah cukup untuk membahas  tempat-tempat itu karena mungkin saja mereka berasal dari belahan Indonesia yang lain yang tidak pernah aku dan kau ketahui. Sekarang kita akan bergeser sedikit ke kanan ke kolom berjudul “sekolah” yang beranak-pinak menjadi negeri dan swasta.
Pada bagian ini khususnya bagian negeri terlihat cukup menarik karena kau bisa melihat deretan angka cantik berupa angka 1 secara berturut-turut dari kotawaringin barat yang terletak paling atas hingga lamandau yang bertengger di posisi ketujuh. Jadi, Kotawaringin timur, Kapuas, Barito selatan, Barito utara dan sukamara turut kompak bersama kedua kota tadi. Jadi, hanya ada 1 sekolah MA Negeri di kabupaten/kota-kota itu. Apakah itu jumlah yang sedikit? Entahlah itu tergantung seberapa luas daerah itu dan seberapa banyak anak yang ingin sekolah di daerah itu.
Lalu kupandangi lagi baris selanjutnya. Tidak terlalu menarik hanya 3 ragam. Nol sekolah negeri di Seruyan, 1 sekolah di Katingan, 2 sekolah di Pulang Pisau, nol lagi sekolah di Gunung Mas, dan 1 untuk di Barito Timur, Murung raya dan Palangkaraya. Apakah orang-orang disana sangat menyukai angka-angka biner?
Lalu di kolom “Swasta” angka lebih beragam dengan jumlah yang lebih banyak. Ternyata selain penyuka angka biner orang-orang di Kabupaten/Kota disana juga adalah orang-orang yang mandiri dan tak bergantung pada pemerintah. Mereka hebat ya? Tak semanja orang-orang di tengah kota yang manja tapi tanpa kejelasan.
Kau mungkin ingin tahu seberapa banyak sekolah-sekolah swasta disana. Kalau begitu duduk, tenang, diam dan bacalah dengan seksama. Ada 4 sekolah swasta di Kotawaringin Barat, 5 sekolah di Kotawaringin Timur, 19 sekolah di Kapuas, 9 sekolah di Barito Selatan, 1 sekolah di Barito Utara, 1 sekolah di Sukamara. Apakah kau sudah bosan membacanya? Janganlah bosan dulu itu baru juga separuh dari totalnya.
Akan ku lanjutkan. 1 sekolah di Lamandau, 2 sekolah di Seruyan, 3 sekolah di Katingan, 2 sekolah di Pulang Pisau, nol di Gunung Mas, 2 di Barito Timur, nol di Murung Raya dan 2 di Palangkaraya.
Membosankan bukan? Jika kau harus membaca data-data yang tak kau tahu kenapa harus dan kenapa kau yang harus membacanya. Tapi, sudahlah jangan terlalu kau pikirkan karena setidaknya hingga sekarang aku mampu menceritakannya untukmu berarti aku masih percaya tak ada yang berlalu sia-sia.
Dan kau tahu apa yang kudapat dari tabel membosankan itu? Sebuah pertanyaan, sebenarnya bukan sebuah tapi beberapa. Apakah memang masyarakat disana sangat mandiri hingga memutuskan untuk mendirikan sekolah swasta lebih banyak dan lebih banyak lagi? Ataukah mereka terlalu malu jika pemerintah harus datang kepada mereka dan memberi bantuan berupa sekolah berlabel pemerintah? Ataukah justru pemerintah kini yang bertabiat sangat pemalu?
Entahlah.        

Bismillahirrahmaanirrahim kali ini tentang: Paragraf eksposisi



Paragraf Eksposisi: Tsunami
“ Ribuan kilo jalan yang kau tempuh lewati rintangan untuk aku anakmu. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah. Seperti udara kasih yang kau berikan tak mampu ku membalas ibu... Inginku dekat dan menangis dipangkuanmu sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku dengan apa membalas ibu...ibu...ibu”
Kau tahu lirik lagu itu? Aku yakin kau akan menjawab iya. Bahkan mungkin kau sudah tahu makna demi makna didalamnya melebihi sang penciptanya sendiri. Kau sudah melangkah terlalu jauh, kawan. Jadi, aku tak akan membahas itu lagi  karena sekarang aku akn membahas sebuah mimpi buruk 12 tahun yang lalu. Aku akan mengembalikanmu ke kejadian 12 tahun yang lalu. Tsunami Aceh. Kau masih ingat?
Tapi, sampai sekarang mungkin kau masih bertanya kenapa aku menghubungkan peristiwa keji itu dengan lirik lagu yang tidak kalah kejinya. Tapi tetap saja peristiwa itu jauh lebih keji. Iya kan? Karena tak hanya para ibu yang menyelamatkan anaknya saat itu karena memang semua orang mendadak seakan tak punya keluarga lain selain ia dan raga fananya. Semua orang berjalan atau lebih tepatnya berlari untuk diri mereka sendiri saja. Hubungan persaudaraan seakan putus dan pudar seketika oleh ombak besar yang menghantam tiap detik-detik yang menakutkan.
Darah dan nanah juga ikut berlari bersama langkah putus asa mereka. Tak hanya itu karena, airmata juga tanda tanya turut memenuhi ruang duka bersamanya. Disela segala kekhawatiran akan hidup yang seakan telah berujung, sempat terdengar lantunan doa-doa dari waktu ke waktu yang terus mereka coba panjatkan dan berharap bisa menjadi pengantar mimpi dan lebih berharap lagi akan terbangun dari semua keadaan buruk yang akan berganti menjadi baik-baik saja.
Tapi, semua harapan akan selalu pupus seketika ketika fakta akan datangnya tsunami dengan pasukan air yang memang selalu bersifat menghantam dan menyakitkan dimana dan kapan saja telah betul-betul ada di depan mata mereka. Para burung yang beterbangan atau tindak tanduk aneh lainnya dari para mahkluk ciptaan-Nya seakan tak pernah terbaca oleh logika atau bahkan tak pernah disadari oleh para penghuni bumi yang terlalu terlena akan hidup yang lebih fana dari  gelombang besar itu.
Sebelumnya apa kau sudah tahu darimana tsunami itu berasal? Dari bawah laut tentunya dan hanya dari air yang tenang sama dengan air yang sering kau minum atau kau gunakan untuk mandi. Hanya saja ada sesuatu yang mendesaknya naik. Pertempuran luar biasa dari dasar laut berupa patahan dan lipatan mendesaknya naik dan mengamuk di sepanjang apa yang ia lewati. Tak pandang bulu karena memang tak mampu memandang. Tak pilih kasih karena memang tak mampu memilih. Semuanya disikat habis tak berdesis.
Tanpa desis, tanpa ampun serta tanpa beritahu sekalipun namun tetap saja mampu menjadikan tanggal 26 Desember 2004 menjadi merah menakutkan. Hari itu semuanya libur. Sekolah, kantor, bahkan pengampunan juga libur. Kau tahu? Pasti. Karena mungkin kau juga menjadi salah satu orang yang turut prihatin atas peristiwa itu.
Berbagai berita tentangnya terseebar dimana-mana. Tapi, tetap saja selalu berakhir dengan tanda tanya suram yang selalu saja mengundang rasa penasaran setelah prihatin. Barulah setelah seorang peneliti Simon Dean dari University og Southampton mengungkapkan teorinya bahwa perbedaan patahan dan lipatanlah yang menyebabkan bencana dahsyat itu dan terang benderang sudahlah semuanya menurut banyak orang dan mungkin juga kau.  Tapi, tidak denganku. Haruskah kukatakan bahwa setelah ungkapan teori itu malah sebuah pertanyaan lebih besar muncul dalam benakku. “ Apakah hanya karena itu? Aku yakin tentu tidak. Karena sebuah alasan dan penjelasan yang jauh lebih besar tersmbunyi dengan rapi di dalamnya.
Aku meyakini alasan besar itu. Dan aku jauh lebih yakin itu berhubungan dengan sang penciptaa. Justru ialah yang mendesak tuan gelombang besar mengamuk pada kawan-kawan kita disana. Tapi hal lain yang sekarang ada dalam pikiranku adalah bahwa ia lebih dahulu terdesak dari kawan-kawan kita itu.
Entah apa sebab yang sebenarnya karena satu atau dua teori tak akan sangggup mengungkap misteri. Tapi, satu hal yang pasti gelombang besar itu tak akan hanya datang sekali. Kita tak hanya akan bersedih sekali atau dua kali karena akan terjadi berkali-kali. Entah dimana dan kapan atau dengan siapa. Yang pasti bahaya bisa selalu mengancam dan berada di sekitar kita.           

Rabu, 03 Februari 2016

Bismillahirrahmaanirrahim berjudul: Pengalaman yang akhirnya bercerita



Aku, Bayi itu dan Mahkluk Penjagaku-nya
Dia terus saja membuatku terkejut dalam keterkejutan yang luar biasa. Bagaimana bisa dia menyuruh kami untuk menjadi bayi berumur 3 tahun saat kami sudah sangat lama melampaui masa itu? Menyuruh kami diam, merekam  dan turut akan takdir yang akan terjadi nanti. Kemudian ia memulai pembicarannya tentang sesosok mahkluk penjaganya yang katanya sangat luar biasa. Tapi, anehnya kami juga hanya selalu duduk dalam tenang dan sangat tenang saat mendengar ocehannya yang mungkin bagi sebagian penyaksi itu hanya sebuah bualan.
Dia menceritakan segala kisahnya tanpa rahasia. Seakan kami adalah teman dekatnya yang siap mendengar segala curhatnya. Dia memulai dengan bernostalgia hingga 20 tahun sebelum ia bertatap muka dengan bayi-bayi lucu ini, sebuah perjalanan kaya akan spiritual yang sangat indah. Aku  terus terkagum-kagum membayangkan diri juga turut menjadi saksi langsung bukan bisu.
Asal kau tahu dia menceritakan kisahnya dengan seribu ekspresi yang terus saja membuat kami bisa merasakan aliran darah yang membuncah mengiringi kami dalam kisahnya. Ahh rupanya ia berhasil membuat kisah itu menarik. Dan jika kau juga ingin mendengar kisah itu, maka kau beruntung karena hari ini aku sedang bermurah hati. Jadi, dengarkan baik-baik karena aku akan menceritakan kisahnya sebagai kisahku hanya untukmu.
Mahkluk penjagaku atau -nya itu terlahir 20 tahun dari sekarang dan hidup awet tanpa  boraks ataupun formalin, mahkluk itu lebih tua dariku tapi tidak dengannya. Mahkluk itu aku sendiri pun tak tahu bagaimana wujudnya. Tapi, satu hal yang paling jelas aku merasakannya tiap waktu, aku merasakan sinarnya yang  menandingi mentari. Itu katanya, sampai disini kau mengerti? Kalau tidak ya sudah, memang aku bukan pencerita yang baik. Jadi, kau yang harus menjadi peendengar yang baik karena aku akan terus melanjutkannya. Jadi tetaplah duduk dan diam.
Aku ingat saat kuliah dulu, Astaghfirullah ujian silih berganti datang padaku, bukan ujian meja ataupun ujian skripsi yang sama sekali tak akan membuatku pusing. Tapi, ujian takwa yang betul-betul berpotensi menggoyahku dalam kedudukan imanku.
Coba kau bayangkan! Seorang gadis datang ke kamarku dan berkata dengan lembut dan memuakkannya bahwa aku bisa melakukan apa saja padanya, dan seperti yang bisa kau tebak jika aku sedikit saja menyentuhnya, maka kuliahku akan cukup saampai disitu dan kembali ke kedua orang tuaku dengan muka tebal karena malu. Tapi, mahkluk penjagaku itu terlalu tangguh bagi gadis yang mungkin imannya sudah tak melekat karena melayang ataupun jika ada mungkin hanya tinggal ampasnya.
   Hanya ampas imannya itulah yang membuatnya tidak ikut turut ke jalan atau ke tempat-tempat bagi gadis sepertinya. Dan setelah kisah itu, jangan harap semuanya berakhir karena jika hanya seperti itu, kau akan cepat melupakannya dan aku benci itu, maka tetaplah ditempatmu! Karena aku membuatmu semakin kagum pada mahkluk penjagaku dan –nya.
Dalam kondisi iman yang kuharap masih sama teguhnya, lagi-lagi mahkluk penjagaku itu diberi job untuk membelaku dalam perang melawan caci plus maki yang mungkin sama sekali tidak diinginkan oleh siapapun. Tapi, aku mencintai caci dan menyayangi maki. Teman-temanku atau lebih tepatnya orang yang menganggapku teman berkata dengan tegas bahwa mengirup atau setidaknya mencicipi beberapa puntung surga hidup adalah hal wajib tiap pria macho. Dan kau tahu, aku sangat jauh dari itu. Dan disitulah mahkluk itu bekerja untukku, menyingkirkannya jauh dan terhempas tak pernah tahu kembali.
Lama-kelamaan aku juga tidak suka dengann mahkluk itu, membuatku tidak mandiri saja, membuatku terlalu kuat dalam lemah karenanya. Apakah kuhentikan saja salat tahajud, dhuha, bacaan al-qur’an atau dzikir-dzikirku itu agar dia segera punah dan menyusul dinasourus saja sana. Tapi, tunggu dulu. Apakah aku sudah terlalu kuat untuk melawan mahkluk-mahkluk halus itu, ya jelas. Tapi, rasanya aku malah terlalu lemah melawan semesta dan membuatnya terpaku kareena kilauku tanpanya. Haa...menjengkelkan.
Kenapa dia terus saja mengikutiku? Bahkan ke ajang guru paling bergengsi dari sabang sampai merauke yang membuatku atau –nya  mampu berjabat tangan dengan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sorang tokoh hebat yang mungkin juga adalah itu. Sangat menyenangkan.
Namun kau tahu? ia turut hadir dalam perhelatan itu, sangat kurang ajar dan meresahkan dan untuk kau, sangat tolol. Bagaiman bisa kau baru saja menebak aku adalah seorang guru yang seharusnya sejak dari awal kau sudah mengetahuinya. Tapi, sudahlah itu tidak penting dan terlalu biasa untuk kuceritakan untukmu.  Karena ada sangat banyak guru di bentang negeri ini, dan aku hanya salah satunya.
Hal yang lebih penting sekarang adalah mahkluk itu. Dan ingatlah kau tidak boleh jenuh mendengarnya karena kisah ini memang tentangnya, sama sekali bukan tentangku dialah pemeran utamanya. Dan suka tidak suka aku akan melanjutkannya.
Dalam acara itu malangnya ia malah sempat-sempatnya merasukiku dan membuang semua musuh-musuh yang ada di sekitarku saat itu, akibatnya akulah pemenangnya.. Ahh aku benci kemenangan ini kalau memang penyebabnya adalah dia. Dan yang paling penting kau tahu sekarang, jika kau memberi pilihan untukku menang atau kalah, jelas aku akan memilih untuk kalah saja, karena aku benci menang. Kemenangan hanya akan mengantarkanku sampai ke langit bertemu bidadari sesaat lalu kembali ke bumi dan tidak siap akan keadaan selanjutnya dan harus memulai dari awal lagi layaknya para peengecut.
Dan sekarang jelas aku adalah sang pencinta kalah, karena kalah akan terus membuatku tetap berpijak di bumi dengan pijakan yang terus-menerus menguat dan aku tidak akan terkejut dengan kondisi selanjutnya dan tak pula harus memulai dari awal lagi, aku hanya  tinggal memperbaiki dan menata duniaku disini.
Namun dunia ”ku” yang kumaksud bukanlah milikku sendiri. Karena kini hidupku dikuasai oleh dua bayang. Bayangku dan bayangnya. Padahal seingatku tak pernah kuberi ia hak sedikitpun. Dan kau tahu, hingga pertemuanku dengan orang-orang hebat selanjutnya seperti Bapak Jokowi ataupun Anis Baswedan dan telah membawaku berbicara di hadapan orang banyak. Itu karenanya, dialah yang telah menjadi perantara atau lebih tepatnya telah menjadi bagian marketing hidupku. Dan sebenarnya kalau boleh aku jujur dan mengungkap sedikit hal baik tentangnya, ia adalah seorang marketer yang baik. Ia telah membawa laptop, pundi-pundi uang ataupun popularitas yang telah membuatku dimintai tanda tangan, foto bersama, nomor handphone ataupun hal lain layaknya artis hollywood regional.
Sedikit menguntungkan bukan? Kalau begitu menurutmu haruskah kupertahankan? Sudahlah tidak usah kau jawab! Toh aku juga tak akan mendengarmu, aku akan memikirknnya sendiri sambil membentangkan sajadah lucuku menghadapnya dengan tenang dan hening. Jadi, tak perlu repot-repot. Bodoh.