Minggu, 29 Mei 2016

Assalamualaikum. Cerpen ini saya tulis saat melihat bulan nan jauh disana




Mencarimu...dan... Menemukanmu
Malam ini tiba- tiba kau menghilang. Dan aku tak akan tinggal diam saja maka kugiring bola mataku untuk  mengitari setiap sudut rumahmu. Tapi, kau tetap saja tak ada disana. Kemana sih kau pergi lan? cepatlah kembali aku merindukanmu.
Maaf aku salah mungkin bukan cuma aku yang meridukanmu Lan, tapi semua orang kecuali tahari yang bahkan tidak datang menjengukmu saat sakit. Entah kebencian sekeramat apa yang terus ia pendam sampai menjadi pembenci abadimu.
Itu yang membuatku sangat curiga, jangan- jangan dia yang menculikmu. Karena saat kutemui setelah shalat subuh ia tersenyum sangat cerah hingga siang hari bahkan sebelum ia kembali ke rumahnya, senyum memerah tetap saja merekah dari bibirnya yang jahat itu. Maaf kan aku Lan yang telah melanggar janjiku padamu untuk tidak mencurigai dan menuduh orang sembarangan tapi sekarang aku terlalu geram.
Lan... tolonglah kembali... Tak tahukah kau seberapa menderitanya aku? Setiap detik aku berusaha mencarimu karena terlalu memikirkanmu. Bahkan setiap detik aku selalu memandang ke rumahmu tapi kau belum juga kembali.
Aku tak lagi bisa menahannya maka kuutanyakan pada seluruh warga desa kita tapi mereka hanya tersenyum dan menjawab “Tenanglah, ia pasti akan kembali” aku sangat benci jawaban mereka. Kenapa mereka begitu lancang untuk meyakinkanku bahwa kau akan kembali padahal aku lebih mengenalmu daripada mereka. Maafkan aku lagi Lan karena telah melanggar janjiku untuk tidak berkata kasar kepada orang lain. Tapi, mengertilah perasaanku saat ini Lan. Aku resah, gelisah, dan takut akan nasibmu yang malang.
Lan... Ini sudah 8 hari sejak kehilanganmu, ini benar- benar buruk kau belum juga ditemukan. Tapi, kau harus mendengar kabar baik dariku bahwa kini semua orang turut mencarimu bersamaku. Kau tahu Lan ini membuatku geli bahwa seluruh manusia di berbagai penjuru bumi ini mencarimu. Apa mereka mengenalmu Lan? Apa mereka tau rupamu? Tapi tak apalah biarkan kita sama- sama mencari.
Baru beberapa waktu lalu aku merasa ada harapan untuk menemukanmu karena mereka mau menolongku. Tapi, mereka mengejutkanku dengan pertikaian mereka mempersoalkan cara terbaik untuk menemukanmu. Ada yang berkata bahwa cara terbaik adalah dengan terus mengamati rumahmu hingga kau terlihat kembali dan ada juga yang mencoba untuk menghitung hari sejak kepergianmu untuk memperhitungkan hari kedatanganmu kembali. Aku benci mereka semua Lan kenapa untuk hal itu saja mereka bertikai dan berusaha untuk mempertahankan ego mereka masing- masing.Tidakkah mereka mengerti bahwa persatuan yang membawa kesatuan adalah yang terbaik seperti salah satu nasihatmu? Dan hasilnya apa? Kini aku dan warga- warga lain bingung harus ikut yang mana untuk menemukanmu.
Sudahlah Lan, tenang saja aku akan menemukanmu dengan caraku sendiri dan tentunya tidak dengan ego seperti mereka. Tapi kau harus janji kau akan kembali kan Bulan? Kembali bersamaku
    


Selasa, 24 Mei 2016

Bismillaahirrahmaanirrahim. Postingan ke- 5 untuk drama



Babak 11
Latar waktu: Pagi hari
Latar tempat: Aula
Pemain yang terlibat: Idrus & Pewawancara
            Semua perjuangan tak akan menghianati hasil. Karena hasil dan perjuangan akan berjalan beriringan, tak meninggalkan satu sama lain. Dan disaat semangat pagi dari embun yang sejuk masih menghiasi wajah- wajah mereka yang menyambut pagi, disinilah seorang remaja yang teguh pada pendiriannya sedang memperjuangkan prinsip dan apa yang diyakininya. Dan kuasa-Nya kembali terlukis indah, remaja tersebut berhasil lolos atas ujian yang pernah mengganggu pikirannya
Idrus: Alhamdulillah aku lolos, tapi apa benar ini aku? Apa benar ini namaku? A- H- M- A-D  I- D –R –U –S  A –L  I-S- L- A- M- I wah setiap hurufnya juga sudah benar, jadi ini benar- benar aku
Pewawancara: Selamat yah, kamu memang pantas untuk beasiswa ini karena semua hasil ttes yang kamu lakukan hasilnya sangat memuaskan, bahkan di tahap wawancara sekalipun sepertinya tidak ada rasa takut atau bahkan rasa getir di wajahmu. Kamu sangat yakin dengan apa yang akan kamu lakukan. Dan jawaban pun sangat sederhana tapi sangat menyentuh, sekali lagi selamat yah
Idrus: Yes, yes yes
Babak 12
Latar tempat: Aula sekolah
Latar waktu: Malam hari
Pemain yang terlibat: Aksa, Dila, Mayang,  Ayu, dan Indah
            Di belahan bumi yang lain, rencana yang tersusun pun juga lain. Semuanya tentang kesenangan yang memang menyenangkan, tapi sayang hanya sekedar itu dan lebih sayang lagi hanya sampai disitu. Tak akan banyak yang mereka dapatkan walau rencana itu berhasil sepenuhnya.
Dila: Mayang, mana sih DJ itu? Kita sudah menunggu selama 2 jam nih
Mayang: Yah tunggu sebentar lagi lah
Ayu: Iya mana sih? Kan janjinya datang jam 8 sekarang sudah jam 10 belum datang juga
Aksa: Teman- teman yang lain juga sudah bertanya- tanya malah ada yang sudah mengancam mau pulang
Mayang: Yah sabar dulu lah, saya juga sudah usaha dari tadi untuk mengontak kembali manajer DJ Goldy tapi tidak dijawab
Indah: Teman- teman kok saya punya firasat buruk yah
Mayang: Apa lagi sih Indah? Jangan menambah keruh suasana deh
Ayu: Tapi, aku juga berpikiran sama deh kayak Indah, apalagi sekarang marak- maraknya penipuan yang mengaku- ngaku jadi manajer artis padahal ternyata bukan
Mayang: Tapi, informasi yang aku dapat akurat kok. Bahkan saking yakinnya aku sudah kirim uang 50 jt ke rekening orang itu
Aksa: Kok ceroboh banget sih? Kalau begini apa yang bisa kita lakukan?
Mayang: Sabarlah sebentar lagi. Aku juga capek tau untuk mengurus ini semua
Babak 13
Latar tempat: Di Aula
Latar waktu: Malam hari
Pemain yang terlibat: Idrus, Aksa, Ayu, Indah, Dila dan Mayang
            Tak akan mudah untuk menghapus segala kenangan karena rindu akan meracaukan semuanya. Hal inilah yang mengantar Idrus untuk sejenak menengok teman- temannya. Keberanian yang ia miliki tak tahu datangnya darimana mungkin karena kebahagiaan yang telah memuncak atau memang tak ada yang perlu ia takutkan
Aksa: Jadi keputusannya bagaimana? Kita tetap tunggu atau ahh... tau deeh
Mayang: Kamu jangan panik begitu?
Dila: Iya kita tunggu 5 menit lagi, kalau memang dia tidak datang kita lanjutkan saja acaranya apa adanya
Idrus: Teman- teman bagaimana acaranya? Lancar kan?
Mayang: Lancar apanya? Jangan ngejek deh
Idrus: Maksudnya?
Mayang: DJ itu enggak datang dan kita semua sudah kena tipu padahal kita sudah membayar 50 jt
Idrus: Kok bisa?
Dila: Ya bisa
Idrus: Jadi apa yang akan kalian lakukan sekarang dan apa yang bisa aku bantu?
Dila: Tidak ada
Aksa: Dila jangan jutek begitu dong, Idrus kan teman kita juga niatnya juga baik. BTW aku dengar kamu lulus beasiswa kuliah ke luar negeri yah? Selamat
Idrus: Terima kasih
Aksa: Jadi, kapan berangkatnya?
Idrus: Insya Allah bulan depan
Dila: Jadi, datang kesini untuk itu, untuk pamer kalau kamu sudah dapat tempat kuliah sedangkan kami masih disini layaknya orang bodoh yang sudah kena tipu
Idrus: Kamu kenapa sih Dila? Dari tadi bicaranya ngawur terus, aku kesini bukan untuk pamer lagipula aku yakin kalau kalian semua pasti bisa lebih bagus dari pencapaianku. Asalkan kalian mau bekerja keras dan tidak lalai dengan keadaan dan kesempatan
Dila: Terus saja ceramah sampai subuh
Mayang:Kami tidak butuh nasehatmu, lagipula akan sangat mudah bagi kami untuk mendapatkan hal yang lebih besar dari apa yang kamu dapatkan, karena kami punya koneksi yang sangat luas
Idrus: Iya aku tahu, sudahlah aku pulang dulu yah dan mudah- mudahan apa yang kalian impikan bisa tercapai.
Epilog:
Mutiara akan bertebaran di pelupuk mata ketika hati menyadari akan arti dari sebuah perpisahan dan sahabat... selamat melanjutkan langkahmu selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan di dalam senyum yang lebih indah karena kita tahu bahwa waktu terus berjalan, tahun cepat berlalu saat ini kau harus langkahkan kakimu menuju masa yang ada di depanmu jangan goyah, akan ada di depanmu hapus keraguan dan kuatkan iman.


  

  

Bismillaahirrahmaanirahim. Masih lanjutan drama ( postingan ke- 4)



Babak 8       
Latar tempat: Ruang OSIS
Latar waktu: Pagi hari
Pemain yang terlibat: Idrus, Aksa, Mayang, Dila, Indah, Ayu
            Tak akan semudah membalikkan telapak tangan, tapi juga tak sesulit membalikkan kapal sendirian. Hal inilah yang dijadikan prinsip oleh Idrus dan membimbingnya kembali dengan semangat pagi untuk menyerukan kebenaran hakiki pada kawan- kawannya. Di sebuah ruangan dimana argumen akan pecah itulah ia akan mencoba memantulkan keraguan dan ketidakpercayaan teman- temannya menjadi rasa yakin yang besar dan hebat
Dila: Jadi, untuk apa lagi kita dikumpulkan disini?
Mayang: Iya untuk apa? kalau untuk membicarakan ide bodohmu itu mending saya keluar saja deh
Dila: Iya saya juga
Ayu: Ini ada apa sih kok mau keluar- keluar begitu saja?
Aksa: Iya nih Dila sama mayang, dewasa sedikit dong. Sudah mau lulus SMA kok perilakunya kayak anak TK begitu
Dila: Hei Aksa jangan sembarangan yah
Mayang: Iya, jangan sembarangan bicaranya kamu
Idrus: Sudahlah teman- teman saya mohon diam sekarang juga, karena saya hanya akan bicara sebentar. Baik, saya mengumpulkan kalian karena kalian adalah para pengurus OSIS sebelumnya bersama saya, selain itu kalian juga adalah orang- orang yang paling dipercaya di kelas kalian masing- masing. Jadi, saya percaya keputusan yang akan kita ambil bersama disini adalah gambarn keputusan dari teman- teman kita yang lain.
Indah: Yeyy asyik, asyik kita dipercaya, dipercaya, dipercaya horeeee
Idrus: Indah tolong diam sebentar. Begini, mungkin sebagian dari kalian sudah tahu tentang ide yang saya usulkan kemarin dan saya juga sudah tahu tanggapan beberapa orang tentang ide saya itu, tapi hari ini saya ingin melakukan voting atau pengambilan keputusan secara resmi
Dila: Itu kan, aku bilang juga apa pasti tentang ide gila kamu itu
Idrus: Tunggu dulu Dila, aku Cuma mau tahu pendapat teman- teman kita yang lain, karena secara pribadi aku yakin pasti bahwa ide aku itu bukan ide gila atau ide bodoh seperti yang kamu selalu katakan
Indah: Memangnya ide apaan sih?
Idrus: Ide ttentang acara perpisahan kita yang menurut aku baiknya sih kita lakukan saja dengan melakukan bakti sosial dan acara- acara amal lainnya, agar dapat berguna bagi sesama juga, bukan hanya sekedar kesenangan yang kita peroleh
Ayu: Jadi, kalau begitu kita tidak akan membuat acara yang mewah dan tidak akan mengundang DJ terkenal itu
Indah: Yah enggak seru dong
Dila: Iya pasti enggak bakal seru, dan pasti akan gaje luar biasa, krik- krik gitu
Mayang: Kamu dengar sendiri kan mereka juga tidak setuju, jadi sudahlah kamu menyerah saja dengan idemu itu
Idrus: Apa benar Ayu, indah kalian tidak setuju?
Ayu: Hmm sepertinya iya deh
Indah: Iya saya juga
Idrus: Kalau kau Aksa?
Aksa: Kalau aku setuju- setuju saja
Mayang: Dan itu enggak akan ngefek. 4: 2 perbandingannya jauh. Jadi, keputusannya usulan kamu tidak diterima
Idrus: Iya aku tahu, karena memang aku sudah siap dengan kemungkinan ini. Tapi, asal teman- teman tahu bukannya aku tidak terima atas keputusan ini, tapi tekad ku sudah bulat bahwa kalau perpisahan ini tetap dilaksanakan dengan glamour seperti itu, saya mohon maaf tidak bisa berpartisipasi dalam acara itu
Dila: Oh jadi ini bentuk protesmu
Idrus: Tidak, ini hanya masalah prinsip yang sudah aku yakini
Mayang: Kamu enggak ada solidaritasnya sama sekali yah
Idrus: Bukan begitu, tapi ini sudah jadi keputusanku
Ayu: Tapi ini kan acara 3 tahun sekali, rugi loh
Indah: Iya, nanti jadi enggak rame
Dila: Tenang saja Indah, 1 orang yang tidak ada juga tidak akan berpengaruh besar. Ini kan juga sudah keputusan kamu kan Idrus?
Idrus: Iya
Mayang: Kalau begitu rapat kita sudah selesai kan? Aku harus pergi sekarang, soalnya sibuk mau kumpulin dana acara perpisahan kita secepatnya. Ups, perpisahan kami maksudku
Idrus: Iya rapat hari ini saya tutup. Wassalaamualaikum Wr. Wb
Babak 9
Latar tempat: Aula untuk seminar motivasi
Latar waktu: Pagi Hari
Pemain yang terlibat: Idrus & Qalbi ( Motivator )
            Berbagai kondisi yang datang menghampiri harus ia hadapi. Show must go on dan tak banyak yang ingin ia pertunjukkan dalam terang, hanya sebuah pembuktian yang akan meringsuk dari gelap menuju terang. Ia kini mengfokuskan diri untuk usahanya masuk ke Universitas terkenal di luar negeri. Berbagai seminar ia ikuti sambil mencari berbagai informasi tentang beasiswa kuliah ke luar negeri.
 Motivator: Sahabatku semua yang super duper kita harus tahu bahwa hidup tak akan berjalan semudah dan semulus yang kita inginkan, karena sebenarnya rencana tuhan jauh lebih indah dari rencana umatnya. Karena yang penting kita ingat bahwa tentu masa depan tidak semudah yang dibayangkan para remaja lalai tak juga sesulit yang dibayangkan para wanita yang bercerai. Oleh karena itu jangan sampai kita membuang waktu untuk hal yang sia- sia sementara peluang dan kesempatan sudah tidak sabar menanti di depan. Jadi kesimpulannya orang- orang yang mengeluh akan malangnya nasib adalah orang- orang yang lalai di masa lalu dan tidak siap untuk masa kini terlebih lagi masa akan datang. Dan jangan sampai kita termasuk salah satu dari kelompok itu agar terhindar dari sesal yang tidak berujung dan melelahkan. Apakah ada pertanyaan sejauh ini?
Idrus: Saya mbak. Apa salah jika kita menghindar dari massa/ kelompok yang tidak sesuai dengan prinsip yang kita pegang teguh? Terima kasih
Motivator: Oh begitu. Pertanyaan yang super duper sekali jadi begini dek. Hidup itu pilihan dan prinsipmu adalah salah satu pilihanmu. Dan ini hidupmu bukan hidup kelompok itu,  jadi berpegang teguhlah pada prinsip yang kamu yakini kalau itu memang adalah hal yang baik. Dan ingat setelah memegang teguh prinsip itu jalanilah hidup adek dengan optimis agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan tanpa penyesalan nantinya. Terima kasih
Babak 10
Latar tempat: Aula
Latar waktu: Pagi hari
Pemain yang terlibat: Idrus dan Putri ( tim pewawancara )
            Bagai seorang prajurit yang siap berperang dengan berbagai senjata yang telah ia siapkan terutama senjata mental yang seringkali terpental jauh saat dalam keadaan panik. Terlebih lagi konon kabarnya tahap wawancara untuk beasiswa kuliah ke luar negeri adalah tahap yang sangat menakutkan, banyak prajurit yang gugur pada tahap ini. Begitupula pada tahap wawancara kali ini ada sangat banyak peserta yang menjadi pesaing tangguh bagi Idrus. Tapi inilah saat yang paling ia tunggu- tunggu saat pembuktian ataukah berujung penghinaan,
Pewawancara: Ok kita mulai yah wawancaranya. Nama kamu siapa?
Idrus: Ahmad Idrus Al- Islami mbak
Pewawancara: Haa mbak, mbak memangnya saya saudara kamu atau kau pikir saya penjual bakso di desa kamu
Idrus:  Oh maaf mbak, upss maksud saya bu, mbok, neng aduh saya panggil apa yah?
Pewawancara: Panggil saja kakak
Idrus: Oh iya kak
Pewawancara: Kamu dari mana?
Idrus: Dari Kabupaten Pinrang kak tepatnya di Sempang
Pewawancara: Namanya siapa?
Idrus: Kan tadi suudah kak
Pewawancara: Kapan?
Idrus: Tadi, baru juga 2 menit yang lalu mungkin
Pewawancara: Oh ya? Saya lupa jadi sebenarnya nama kamu siapa?
Idrus: Ahmad Idrus Al- Islami kak
Pewawancara: Asal daerahnya dimana?
Idrus: Aduh... Kabupaten Pinrang kak, Sempang, Sempang
Pewawancara: Oh Pinrang toh bilang dong dari tadi
Idrus: Kan sudah dari tadi kak, ah sudahlah
Pewawancara: Jadi, sebenarnya apa motivasi kamu untuk kuliah ke luar negeri?
Idrus: Saya rindu untuk merasa bangga dengan negara saya sendiri, karena saya tahu bahwa jika kita ingin melihat rumah kita dengan begitu indah maka lihatlah dari luar rumahmu. Saya juga rindu melihat dan merasa bangga atas keragaman negeriku tercinta ini. Saya rindu melihat beragamnya suku, bahasa dan adat. Saya rindu untuk merasakan gejolak yang hebat dalam diri saya sendiri ketika mendengar lagu Indonesia raya di luar rumah saya dan saya rindu dengan nasionalisme yang seharusnya memang sudah tertanam dalam jiwa setiap warga negara ini dan nasionalisme inilah yang akan kembali membimbing saya untuk pulang dan kembali mengabdi pada negeriku tercinta Indonesia
Pewawancara: Jadi begitu. Ya sudah kamu boleh keluar dan tunggu hasilnya 5 menit lagi karena kamu peserta terakhir hari ini. Siapa tadi namanya?
Idrus: Idrus kak
Pewawancara: Oh iya Idrus yah